Tugas Makalah
MIKROBIOLOGI DASAR
“ISOLASI IDENTIFIKASI PERBANYAKAN DAN PEMELIHARAAN”
F
Disusun oleh
:
ZULKARNAIN
A 221 10 027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamu
alaikum Wr.Wb.
Puji
dan syukur penuils panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Penulis
menyadari akan kemampuan dan kesanggupan penulis yang terbatas sehingga dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat kekeliruan yang tentunya mengurangi makna
kesempurnaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah-makalah
berikutnya.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan tentunya
penulis sendiri.
Palu, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang….………………………………………… 1
1.2 Tujuan…………………………………………………….. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Isolasi …............. 3
2.2 Identifikasi ……………………….……........................... 5
2.3 Perbanyakan....................................................................... 5
2.4 Pemeliharaan...................................................................... 6
BAB
III PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………….......
8
5.2 Saran
……………………………………………………. 8
DAFTAR
PUSATAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia yang terletak di daerah
tropik merupakan sumber biodiversitas yang luas, termasuk mikrobanya, baik yang
merugikan maupun yang berguna bagi pertanian. Mikroba tersebut, di samping
beragam jenisnya juga sangat mudah mengalami perubahan sifat sehingga menjadi
strain baru yang berbeda dengan aslinya. Hal ini menambah cepat tumbuh dan
berkembangnya biodiversitas tersebut.
Dalam melaksanakan kegiatan
ilmiahnya, para pakar mikrobiologi dan pakar ilmu yang terkait seperti pakar fitopatologi
dan entomologi perlu mempunyai koleksi plasma nutfah mikroba, baik untuk
digunakan sehari-hari, untuk jangka menengah, maupun jangka panjang. Oleh
karena itu, perlu melakukan koleksi, menyimpan, dan memelihara mikroba dengan
baik. Para ilmuwan tersebut perlu memiliki metode pembuatan dan penyimpanan
koleksi (preservasi) yang sesuai untuk menjaga agar biakan mikroba tetap hidup,
ciri-cir genetiknya tetap stabil dan tidak berubah, serta hemat biaya dan tenaga.
Metode yang dipilih sangat tergantung pada sifat mikroba dan tujuan preservasi.
Sifat mikroba tercermin dalam (1)
ciri-ciri morfologi mikroba yang beragam (virus, bakteri, jamur, nematoda,
algae, khamir,dan protozoa), (2) ciri-ciri fisiologi dan biokimia mikroba, dan
(3) kemampuan mikroba bertahan hidup baik dalam lingkungan alaminya maupun
lingkungan buatan. Tujuan koleksi dan preservasimeliputi tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. Preservasi jangka pendek dilakukan untuk keperluan rutin
penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program atau proyek tertentu. Preservasi
jangka panjangdilakukan dalam kaitannya dengankoleksi dan konservasi plasmanutfah
mikroba, sehingga apabila suatu saat diperlukan, dapat diperoleh kembali atau
dalam keadaan tersedia.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan koleksi mikroba,
tujuan koleksi dan preservasi mikroba dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
untuk keperluan (1) pribadi atau lembaga non-komersial dan (2) lembaga dan
swasta komersial.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
dari pembuatan makalah inia dalah untuk mengetahui teknik isolasi, identifikasi,
perbanyakan dan pemeliharaan mikroorganisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Isolasi
Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium
buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan
identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari
satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan
satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya.
Jika sel-sel tersebut tertangkap
oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup
akan berkembang menjadi suatu koloni yang
terpisah.
Bila digunakan media cair, sel-sel
mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap
tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara
pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk
koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung
reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah.
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah:
1. Sifat dan jenis mikroorganisme
2. Habitat mikroorganisme
3. Medium pertumbuhan
4. Cara menginokulasi dan inkubasi
5. Cara mengidentifikasi
6.
Cara pemeliharaannya
Terdapat berbagai cara mengisolasi
mikroba, yaitu:
1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada
agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu
spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel
tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu:
Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran; Bila metode
ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme,
dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
Metode agar tuang; Berbeda dengan metode gores
kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan
(500C), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga
pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas
permukaan atau di dalam cawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode
isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada
agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode
ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan
untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi
dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan
dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator,
yang dilakukan secara aseptis.
2.2 Identifikasi
Penggunaan yang ditetapkan untuk klasifikasi dan
nomenklatur merupakan kegiatan mengidentifikasi mikroorganisme dengan
membanding-bnadingakan ciri-ciri yang ada pada satuan yang belum diketahui
dengan satuan-satuan yang sudah dikenal. Idintifikasi mikroorganisme yang baru
diisolasi memerlukan pencairan, deskripsi, dan pembandingan yang cukup, dengan
deskripsi yang telah dipublikasikan untuk jasad-jasad renik lain yang serupa.
Kultur murni dari biakan bakteri yang
diperoleh dari umbi diamati berdasarkan karakteristik morfologi yang
berdasarkan pada penampakan bentuk dan warna koloni pada media NA dan TTC. Identifikasi dilakukan berdasarkan buku identifikasi.
Identifikasi secara fisiologi
meliputi reaksi gram, fluorescent pada king’s B, oxidase kovac’s dan uji
katalase. Identifikasi secara
mikroskopis dilakukan melalui pengamatan pada hifa, bentuk spora (konidia),
badan buah dll, dengan melihat bentuk dan warna.
2.3 Perbanyakan
Menurut
Misfit Putrina dan Fardedi dalam penelitiannya menyebutkan bahwa air rendaman
kedelai yang merupakan limbah tahu dan air kelapa dapat dijadikan sebagai media
perbanyakan bakteri Bacillus thuringiensis yang merupakan bakteri entomopatogen
Spodoptera litura karena media tersebut dinilai lebih murah dan mudah untuk
didapatkan daripada Nutrien Broth yang mahal meskipun dalam perkembangannya Bt
lebih cepat tumbuh di Nutrien Broth.
Menurut
Thiery dan Fachron (1997) kualitas nutrien pada media sangat mempengaruhi
terhadap pertumbuhan, tingkat sporulasi dan produksi senyawa toksin dari Bacillus
thuringiensis. Perbanyakan bakteri skala industri biasanya menggunakan teknik
fermentasi dengan suatu alat yang disebut fermentor yang kemudian menghasilkan
bakteri yang siap dikemas dan dipasarkan.
Selanjutnya
Sjamsuripura et al. (1984), menyatakan bahwa Bt membutuhkan air, karbon,
energi, nitrogen, elemen mineral dan faktor pertumbhan (suhu, pH, aerasi).
Karbon adalah sumber utama dalam sintesa untuk menghasilkan sel baru dan
karbohidrat merupakan sumber karbon yang mungkin dan paling ekonomis. Nitrogen
yang dibutuhkan biasanya diperoleh dari garam-garam amonium, tetapi Bt
membutuhkan pula Nitrogen organik yang harus diberikan dalam bentuk asam amino
tunggal atau mterial kompleks meliputi asam nukleat dan vitamin.
Kebutuhan asam amino sangat
bervariasi antara satu galur dengan galur lainnya, oleh karena itu bila pola
kebutuhan asam amino suatu galur belum diketahui secara pasti sebaiknya sumber
nitrogen diberikan dalam bentuk dimana semua jenis asam amino terdapat di
dalamnya. Bentuk yang murah dari nitrogen organik adalah material kaya protein
dari binatang dan tumbuhan, seperti tepung kedelai, sari rendaman jagung,
ekstrak ragi dan sebagainya. Untuk menjamin sporulasi yang sempurna Bt
membutuhkan perimbangan yang serasi antara sumber karbon dan nitrogen.
2.4 Pemeliharaan
Salah satu cara dalam
penyimpanan dan pemeliharaan mikroba adalah dengan cara peremajaan berkala.
Peremajaan yakni dengan cara memindahkan atau memperbaharui biakan
mikroorganisme dari biakan lama ke media tumbuh yang baru secara berkala.
Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau dari 2 segi :
- Pertumbuhan dari segi sel sebagi indifidu
- Pertumbuhan dari segi kelompok sebagai suatu
populasi
Pertumbuhan populasi
diartikan sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian lainnya yang
diartikan juga penambahan kuantitas atau kandungan didalam selnya. Sedangkan
pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu,
misalkan dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi empat, dan seterusnya
hingga jumlahnya mencapai tujuan. Tetapi pada mikroba pertumbuhan individu
(sel) dapat berubah menjadi pertumbuhan populasi sehingga batas antara
pertumbuhan sel sebagai individu dan satu kesatuan populasi yang kemudian
terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya sehingga sulit untuk
diamati.
Adapun temperatur
merupakan salah satu faktor untuk mempengaruhi mikroba batas temperatur bagi
kehidupan mokroba terletak antara 0 - 900 C. Batas temperatur bagi
miokroba dibagi 3, yaitu:
- Minimum
- Optimum
- Maksimum
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpualan yang dapat ditarik dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Isolasi
adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam
suatu medium buatan.
2) Isolasi
bertujuan untuk memisahkan suatu jenis mikroorganisme dengan jenis lainnya.
3) Identifikasi
mikroorganisme merupakan kegiatan
membanding-badingakan ciri-ciri yang ada pada satuan yang belum
diketahui dengan satuan-satuan yang sudah dikenal.
4)
Perbanyakan dan pemeliharaan
mikroorgainisme bertujuan untuk mengembangbiakan mikroorganisme tersebut
sehingga pada saatnya nanti dapat di ambil manfaatnya.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar
pembaca dapat mengambil segala manfaat dari makalah ini dan digunakan
sebaik-baiknya demi kepentingan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.http://hermanibrahim.blogspot.com/2010/11/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan.html
Pelczar,
Michael dkk. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar