Rabu, 28 Agustus 2013

Makalah sel dan jaringan dasar

Tugas Kelompok

STRUKTUR HEWAN
SEL DAN JARINGAN DASAR
Disusun Oleh :
ZULKARNAIN          NIKSON PESOBA
                                              A 221 10 027                 A 221 10 101

SITI SARAH       SINTA DEWI
                                                      A 221 10 027         A 221 10 089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul : ”Sel dan Jaringan Dasar”. Tak lupa pula sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada  dosen pembimbing mata kuliah ”Struktur Hewan” yang sudah memberikan beban berupa tugas makalah sebagaimana kewajiban kami sebagai mahasiswa dan merupakan salah satu poin standar ketuntasan dalam mata kuliah yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih sangat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, serta bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                        Palu,   September 2011
                                                     Penulis

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
               Istilah “sel” dipakai oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnyapada waktu ia mengamati gabus dan bahan  tumbuhan lain dibawah mikroskop, yang pada waktu itu baru ditemukan. Sekarang kita tahu bahwa bagian yang penting dari sel bukanlah dinding selulosa yang dilihat oleh Hooke, melainkan isi dari sel itu. Dalam tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” bagi zat hidup dari sel. Setelah pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi sel meningkat, maka menjadi jelas bahwa isi yang hidup dari sel merupakan suatu system yang kompleks dan bagian-bagian yang heterogen. Istilah”protoplasma” purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat  dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi didalam sel.
               Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden, dan Zoologiwan Theodor Schwann, keduanya bangsa jerman, mewrumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel : Tubuh semua hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan. Sel adalah unit structural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas benda hidup. Generalisasi selanjutnya, yang mula-mula dikemukakan secara jelas oleh Virchow dalam tahun 1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat terjadi hanya karena pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan, semua sel yang ada sekarang dapat ditelusuri moyangnya sampai benda hidup yang paling dini, hal ini dikemukakan oleh August Weismann sekitar tahun 1880.
               Tubuh hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsi. Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi system organ : esophagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya lambung , terdiri atas berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat, saraf – dan tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar,  atau air tawar mungkin jutaan sel.
               Seekor hewan bersel-satu yang ditempatkan dalam suatu lingkungan yang cocok, akan hidup, tumbuh dan kemudian membelah diri. Bagi kebanyakan hewan bersel-satu, setetes air laut atau air tawar merupakan lingkungan yang dibutuhkan. Untuk memelihara sel yang dibutuhkan. Untuk memelihara sel yang diambil  dari hewan bersel banyak seperti manusia, ayam atau katak adalah lebih sukar. Hal ini pertama kali dilakukan dalam tahun 1907 oleh Ross Harrison dari Yale, yang berhasil menumbuhkan sel dari salamander didalam suatu medium yang mengandung plasma darah. Sejak itu, bermacam-macam sel dari hewan atau tumbuhan berhasil dibiakkan in vitro, dan dengan cara ini banyak penting mengenai fisiologi dapat diketahui.
1.2     Tujuan
              Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami sel dan jaringan hewan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Sel hewan
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan.
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun atas zat kersik dan pelikel, dijumpai misalnya pada Euglena dan Radiolaria.
Secara umum sel hewan tidak memiliki vakuola. Jika ada vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramaecium. Terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan vakuola non kontraktil (penyimpan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan adalah nukleus.
Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol ini terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Animal_cell_structure_en.svg/300px-Animal_cell_structure_en.svg.png





                        Gambar : Sel Hewan
Bagian – Bagian Sel:
Ø  Membran Plasma
          Permukaan luar tiap sel dibatasi oleh selaput halus dan elastic yang disebut membrane plasma. Membrane ini sangat penting dalm pengaturan isi sel, karena semua bahan yang keluar masuk sel harus melalui membrane ini.
Ø  Nukleus
          Nucleus adalah pusat  yang penting untuk mengendalikan proses selular dan diperlukan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel. Bentuk nucleus biasanya bundar atau lonjong. Letaknya dapat tetap ditengah sel, dapat pada satu sisi, atau bergerak berpindah pada waktu sel bergerak atau berubah bentuk.

Ø  Kromosom
          Didalam zat dasar yang semi cair tersebut terdapat badan linear memanjang seperti benang disebut kromosom, yang terdiri atas DNA dan protein yang mengandung unit-unit hereditas yang disebut gen.
Ø  Sitoplasma
          Dua benda kecil gelap dan selindris yang disebut serntriol terdapat dalam sitoplasma dekat nucleus sel-sel hewan. Sitoplasma mengandung gelembung-gelembung lemak dan Kristal atau butir protein atau glikogen yang disimpan untuk keperluan dikemudian hari. Disamping itu sitoplasma mengandung organel sel yang metabolic aktif seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan badan golgi.
jaringan2.1     Jaringan Hewan

          



              Jaringan dalam biologi  adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah hispatologi. Jaringan pada hewan.
              Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
Ø  Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru.
Ø  Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya . Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan lemak, matriks relatif sedikt.
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan.
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah.
Ø  Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.
Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung.
Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1 mikron.
Ø  Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal.






BAB  III
PENUTUP


3.1         Kesimpulan
              Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembasan adalah sebagai berikut:
1.      Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
2.      Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ.
3.      Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras.
4.      Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.

3.2         Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing Struktur Hewan serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni,Wiwi.2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.
Pratiwi,D.A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Eralangga. Jakarta

Radiopoetra.1998. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Dirjen Dikti. Malang 

Makalah Morfologi Batang

Tugas Kelompok
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 
“MORFOLOGI BATANG”

Disusun Oleh : 
 ZULKARNAIN A 221 10 027 SITI SARAH A 221 10 123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS TADULAKO 
2011 

KATA PENGANTAR 
 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul : ”Morfologi batang”. Tak lupa pula sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ”Struktur Perkembangan Tumbuhan II” yang sudah memberikan beban berupa tugas makalah sebagaimana kewajiban kami sebagai mahasiswa dan merupakan salah satu poin standar ketuntasan dalam mata kuliah yang bersangkutan. Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih sangat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, serta bagi penulis sendiri. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Palu, September 2011 Penulis

 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Batang
pada umumnya terdiri dari satu sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah mendukung daun sehingga berada dalam keadaan yang sesuai untuk dapat berfotrosis dan berlaku sebagai jalur translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik tumbuh, dan bahan organik dari temapat pembentukannya di daun ke semua bagian dari tubuh. Disamping itu batang dapat tersepesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makannan, untuk berfotosintesis dan lain sebagainya. Tempat melekat daun pada batang disebut buku dan batang diantara dua daun berturutan disebut ruas. Pada ketiak daun terdapat kuncup aksilar dan di ujung batang terdapat kuncup terminal. Kedua kuncup tersebut amat penting peranannya dalam penampilan morfologi tumbuhan. Baik kuncup aksilar yang berkembang menjadi cabang maupun prilaku kuncup terminal yang akan menentukan bentuk dari percabangan, bahkan keselurahn dari arsitektur tumbuhan yang bersangkutan. Hal-hal yang telah disebutkan diataslah yang melatar belakangi penulis menulis makalah ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami struktur morfologi tumbuhan, khususnya batang.
   
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Batang Perkembangan dan pertumbuhan batang terjadi di ujung batang yaitu pada meristem apikal. Di sana terjadi pembelahan-pembelahan sel secara terus-menerus sehingga disebut sebagai titik tumbuh. Di saa-saat tertentu akan di bentuk bakal daun yang lambat laun tumbuh menjadi panjang, mendahului pemanjangan sumbu di antra buku-buku tempat daun melekat. Sehinnga daun muda akan mememanjang dan menyelubungi batang muda serta meristem apikal di ujungnya. Inilah yang sering kita sebut dengan kuncup. Jadi kuncup sebenarnya merupakan batang muda yang belum berkembang. Sedangkan ketika kuncup sudah mulai tumbuh dan memanjang maka akan disebut tunas. Dalam perkembangan selanjutrnya ruas di antara daun-daun muda akan memanjang sehingga keseluruhan batang menjadi tampak lebih panjang dan jarak antara daun terpisah dari daun yang satu dengan daun lainnya. Pertumbuhan ini bukan hanya disebabkan oleh pemanjangan sel yang sudah ada, namun juga akibat penambahan jumlah sel dengan adanya pembelahan sel di bagian tersebut. Pada tumbuhan monokotil terjadi pembelahan terutama di dasar ruas. Pembelahan seperti ini disebut pembelahan interkalar. Sedangkan pada tumbuhan dikotil pembelahan bisa tersebar hampir di seluruh ruas. Kuncup aksilar bisa tumbuh menjadi cabang atau tetap dorman sampai pada saat yang sesuai. Jika saat yang sesuai itu tidak kunjung datang, maka kuncup akan mati dan tidak berfungsi lagi. Dibelakang meristem apikal prokambium dibentuk seiringan dengan terbentuknya bakal daun. Dari prokambium itulah berdiferensiasi xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, beberapa senti meter di belakang meristem apikal akan terbentuk kambium pembuluh dari sisa prokambium. Kambium pembuluh menghasilkan floem dan xilem sekonder dan jumlah xilem sekonder yang di bentuk jauh lebih banyak. Adanya xilem sekonder dalam jumlah yang cukup inilah mendukung tegaknya batang. Jika karena suatu hal, jumlah xilem sekonder tidak cukup maka sumbu batang tidak mampu berdiri tegak melainkan melengkung. Hal ini turut menentukan bentuk percabangan.
 2.2 Kuncup Sebagai Temapat Meristem yang Potensial Di atas telah dijelaskan bahwa kuncup aksilar dapat berkembang menjadi cabang atau tetap istirahat sampai saat yang sesuai. Sama halnya dengan kuncup terminal bisa terus tumbuh namun bisa juga terhenti pertumbuhannya karena suatu hal. Jadi kuncup memeiliki potensial atau kemampuan untuk berkembang lebih lanjut. Kuncup-kuncup lain yang ditemukan di batang tanpa berasosiasi dengan buku, atau pada akar tua atau di tempat lain pada tubuhan, disebut kuncup adventif, atau kuncup liar (kuncup yang tumbuh secara kebetulan). Selain itu terdapat kuncup tambahan yakni jika kuncup di ketiak daun jumlahnya lebih dari satu. Di antara kuncup tambahan, salah satu biasanya lebih mencolok mungkin karena ukurannya lebih besar dan kuncup itulah satu – satunya yang akan berkembang. Dinamika dalam tumbuhan akibat prilaku kuncup amat berperan penting dalam pernampakan tumbuhan itu sendiri. Berikut ini penulis akan menyajikan beberapa macam kemungkinan perkembangan kuncup.  Posisi Kuncup Posisi atau letaknya kuncup tambahan bisa berderet horisontal di ketiak daun dan disebut kuncup tambahan kolateral, atau tersusun menjadi deretan vertikal, sejajar sumbu pohon yang bersangkuatan, dan disebut kuncup tambahan serial. Pada monokotil letak kuncup biasanya kolateral dan tersusun berpasangan di sebelah kiri dan kanan kuncup utama. Pada bugenvil terdapat sebuah kuncup yang berkembang menjadi duri dan yang ada dibawahnya menjadi cabang. Berbagai kombinasi struktur terdapat di ketiak sehelai daun dan setiap organ yang terjadi dihasilkan dari salah satu di antara seperangkat kuncup tambahan.  Pertumbuhan Monopodial, Simpodial, dan Dikotom a) Monopodium Pada umumnya sumbu tubuh tumbuhan berkembang dan menjadi lebih tinggi akibat aktivitas merstem apikalnya sehinga menghasilkan sumbu batang. Batang yang dihasilakan langsung oleh satu titik tumbuh dinamakan monopodium. Contohnya pada kelapa dan pinus. Pada pinus istilah monopodium digunakan karena sumbu utama tumbuhan yang berbentuk pohon itu tetap tumbuh terus pada kuncup terminal serta cabang-cabang yang ada biasanya terletak lebih rendah. b) Simpodium Sumbu tubuh menghasilkan ruas dan buku namun disaat meristem apikal tidak berfungsi oleh karena memebentuk bunga atau berdiferensiasi menjadi parenkim atau karena sebab lain. Dari kuncup aksilar di ketiak daun dekat di bawah meristem apikal yang tak berfungsi itu akan tumbuh cabang yang arahnya sejajar sumbu sebelumnya dan tumbuh seperti sumbu yang digantikannya. Demikian terjadi berulang kali sehingga sejumlah sumbu secara bersinambungan membentuk suatu sumbu semu atau simpodium. c) Dikotomi atau Pecabanagan Garpu Pada bebearap tumbuhan, meristem apikal yang tumbuh selalu dalam satu arah, akan memiliki dua tempat tumbuh sehingga kini pertumbuhan terjadi dalam dua arah. Hal itu adalah akibat pembagian titik tumbuh menjadi dua bagian yang sama. Percabangan seperti inilah yang disebut dikotom.  Kuncup dengan Potensial yang Tetap Kerangka tumbuhan dibangun oleh sejumlah cabang yang masing-masing berasal dari meristem apikal kuncup yang tumbuh dan berkembang. Ada cabang yang hanya bertahan sementara karena pada suatu saat akan gugur (kladoptosis). Sering kali potensial kuncup yang sudah tetap itu dapat diperlihatkan dengan memotong ranting dan menanamnya. Ranting yang akan tumbuh selanjutnya akan mempertahankan morfologi tumbuhan asal (induk) tersebut dinamakan topofisis. Jadi kuncup yang berpotensial tetap, artinya tidak lentur dan akan selalu menghasilkan organ sesuai program. Namun jika potensial kuncup itu bersifat lentur, berbagai organ bisa terjadi bergantug pada posisi serta waktu pemunculan dengan tepat. Jadi pada bugenvil dari sejumlah kuncup di ketiak daunnya sebuah memeiliki potensial untuk berkembang menjadi cabang vegetatif jika keadaannya cocok, sebuah lagi akan senantiasa membentuk duri atau perbuangan yang terbatas pertumbuhannya.  Gugurnya Kuncup atau Batang Di atas telah ditunjukjan bahwa potensial perkembangan kuncup sangat menentukan bentuk kerangka (arsitektur) tumbuhan. Sebaliknya, gugurnya kuncup juga sama pentingnya bagi bentuk kerangka pohon. Hilangnya aktifitas meristematik pada kuncup dapat diakibatkan gugurnya apeks sehingga meristem apeks mati. Hilangnya kemampuan meristem untuk berlaku aktif sebagai meristem dapat diikuti oleh diferensiasi sel lebih lanjut. Jika sel membentuk dinding tebal yang mengandung zat kayu (lignin) sebelum gugur maka cabang bisa bertahan sebagai duri. Atau sel dapat kehilangan sifat meristematiknya dan berkembang menjadi parenkim. Dalam hal itu, secara efektif apeks pucuk telah mengalami keguguran meskipun sel-selnya tetap hidup. Gugurnya meristem apeks di suatu kuncup ketiak bisa terjadi amat dini sehingga tak terlihat bekasnya sama sekali.  Sifat Plagiotrop dan Ortotrop Di atas telah disinggung mengenai kedua macam morfologi cabang sehubungan dengan orientasi arah pertumbuhan sumbu itu. Potensial cabang yang dicerminkan dalam sifat ortotrop atau plagiotrop itu bisa menjadi aspek yang amat menentukan bagi bentuk seluruh orsganisme. Plagiotrop merupakan cabang yang tumbuh horizontal, sedangkan plagiotrop merupakan cabang yang vertikal.  Akrotoni dan Basitoni Potensial suatu cabang untuk dapat berkembang dapat dipengaruhi oleh jarak antara cabang dengan meristem apikal batang. Pengaaruh meristem apikal yang mencegah aktifitas meristem kuncup ketiak didekatnya dinamakan dominasi apikal. Sumbu utama bisa menunjukan dominasi apikal yang kuat terhadap kuncup aksilar yang dihasilkan pada musim tumbuh yang bersangkutan. Pada musim tumbuh beikutnya kuncup-kuncup itu bisa tumbuh dengan cepat bahkan melebihi panjang sumbu utama yang kini memberikan dsominasi apikal yang lemah. Sebaliknya, kuncup aksilar bisa berkembang pada muisim tumbuh yang sama namaun sealalu lebih lemah dari sumbu utama. Kondisi ini disebut sebagai pengendalian apikal. Berdasarkan taraf pemanjangan cabang aksilar berturutan di sepanjang sumbu utama di bedakan dua arsitrektur batang yang saling berbeda yakni akrotoni, dan basitoni. Pada keadaan akrotoni cabang distal tumbuh lebih tegar. Pada keadaan basitoni, cabang proksilmal yang tumbuh lebih tegar.  Saat Meristem Aktif Di daerah beriklim seragam tumbuhan bisa tumbuh terus menerus yakni kontinuatau juga disebut berkesinambungan dengan membentuk daun dan cabang-cabang aksilar (cabang yang berkembang dari kuncupn aksilar). Meristem aksilar tidak mengalami masa istirahat melainkan langsung tumbuh menghasilkan cabang. Jika kuncup aksilar langsung berkembang menjadi cabang tanpa mengami massa istirahat penundaan sehingga tubuhnya se rentak dengan kuncup terminal di sumbu utama, ia disebut mengalami pertumbuhan silepsis. Jika kuncup menjalani masa istirahat dahulu sebelum berkembang menjadi cabang maka kuncup itu dikatakan mengalami pertumbuhan prolepsis.  Gangguan terhadap Meristem Keaktivan suatu meristem senantiasa mengikuti program perkembanagan yang telah ada dan tersimpan dalam bahan genetiknya. Perkembangan sel ndan jaringan yang dihasilkan oleh aktifitas meristem juga berlangsung menurut programnya dan ditentukan oleh lingkungan yang khas sehingga apa yang kita lihaat sebagai hasuil akhir sesuai dengan apa yang di anggap ‘normal’. Jika terjadi gangguan terhadap meristem maka bentuk-bentuk yang tidak biasa atau ‘tidak normal’akan timbul. Studi tentang hal ini disebut teratologis. Bentuk-bentuk tak normal atau malformasi teratologis dapat dirangsang oleh rkembterganggunya perangkat genetik atau urutan perkembangan. Gangguan itu bisa disebabkan oleh perubahan dalam faktor lingkungan (suhu rendah, kekeringan dsb.), oleh hewan atau oleh zat kimiawi. Batang yang terkena fasiasi adalah yang menunjukan pemipihn abnormal dan berupa pita. Fasisai serupa cicin telah terjadi pada batang yang secara abnormal berkembang menjadi tabung yang berlubang atau dengan sejumlah pemipihan di sebelah luar yang menyerupai sayap. Kimera adalah struktur atau jaringan yang terdiri dari campuran sel yang bersal dari sua sumber yang berbeda dan sebab itu juga dari genotip yang berbeda. Hal itu dapat terjadi dengan penemp[pelan dua jenis yang berbedaatau dengan adanya muatasi sel; dalam satu bagian tumbuhan yang sedang tumbuh. Tumbuhan yang warna daunnya tak seluruhnya hijau adalah contoh kimera. Plastida di tepi daun tak mampu menghasilkan klorofil sehingga bagian daun itu tetap tak berwarna hijau. Kimera bisa disebabkan oleh oleh mutasi spontan yang terjadi dalam salah satu lapisan sel di meristem apikalnya.

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ditarik dari malakah ini adalah sebagai berikut :
1) Secara umum kuncup terbagi atas dua, yaitu kuncup aksilar dan kuncup terminal
2) Berdasarkan posisi tempat letaknya kuncup terbagi atas dua, yaitu kuncup serial dan kuncup kolateral
3) Cara percabangan tumbuha terbagi atas simpodial, monopodial dan dikotom.
4) Berdasarkan arah percabangannya, tumbuhan terbagi atas ortotrop dan plagiotrop.
3.2 Saran
 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, olehnya itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.  

DAFTAR PUSTAKA
 Hidajat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Bandung. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi umbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

TRANSKRIP NILAI ZULKARNAIN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO
  Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Telp. (0451) 429743 Fax. (0451) 422844, E-mail: untad@untad.ac.id 
Tondo Palu Sulawesi Tengah 94118
TRANSKRIP NILAI
Nama  : Zulkarnain Jurusan : P.MIPA
No. Stambuk : A 221 10 107 Porg. Studi : Pend. Biologi
No Kode MK Mata Kuliah SKS Nilai Na x SKS
Huruf Angka
1 BIO. 218 Biologi Umum  3 A 4 12
2 FIS. 216 Fisika Dasar  3 B 3 9
3 KIM. 217 Kimia Dasar  3 B 3 9
4 BIO. 215 Matematika Untuk Biologi 3 B 3 9
5 MKDU. 111 Pendidikan Pancasila 2 A 4 8
6 MKDU. 112 Pendidikan Agama Islam 2 A 4 8
7 MKDU. 113 Pendidikan Kewarganegaraan 2 A 4 8
8 BIO. 214 Komputer 2 A 4 8
9 BIO. 229 Pengetahuan Lingkungan 3 B 3 9
10 BIO. 6256 Bahasa Indonesia 2 A 4 8
11 BIO. 2212 Anatomi dan Fisiologi Manusia 3 B 3 9
12 BIO. 2220 Botani Tumbuhan Rendah 3 A 4 12
13 BIO. 2221 Zoologi Invertebrata 3 A 4 12
14 BIO. 2210 Struktur Perkemb. Tumbuhan I 3 A 4 12
15 BIO. 6258 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 B 3 6
16 BIO. 2311 Struktur Perkemb. Tumbuhan II 3 A 4 12
17 BIO. 2312 Struktur Hewan 3 B 3 9
18 BIO. 2329 Biostatistika 3 B 3 9
19 BIO. 2319 Botani Tumbuhan Tinggi  3 A 4 12
20 BIO. 2322 Zoologi Vertebrata 3 A 4 12
21 MDK. 4342 Pengantar Pendidikan 3 A 4 12
22 MDK. 4343 Perkembangan Peserta  Didik 2 A 4 8
23 BIO. 2533 Pengelolaan Sumber Daya Alam 2 A 4 8
24 BIO. 066 Teknik Laboratorium 2 B 3 6
25 BIO. 6260 Bahasa Inggris I 2 A 4 8
26 BIO. 2414 Perkembangan Hewan 3 A 4 12
27 BIO. 21418 Biokimia 3 A 4 12
28 BIO. 2423 Mikrobiologi Dasar 3 B 3 9
29 BIO. 2415 Biologi Sel 2 B 3 6
30 BIO. 2432 Etologi 2 A 4 8
31 BIO. 5453 Kewirausahaan 2 A 4 8
32 BIO. 6458 Bahasa Inggris II 2 C 2 4
33 BIO. 6459 Kajian Lingkungan Hidup 2 A 4 8
34 BIO. 4444 Belajar dan Pembelajaran 2 A 4 8
35 BIO. 3638 Botani Ekonomi/ Hortikultura 2 A 4 8
36 BIO. 2516 Fisiologi Tumbuhan 4 A 4 16
37 BIO. 2524 Ekologi Tumbuhan 3 A 4 12
38 BIO. 2526 Genetika 4 A 4 16
39 MDK. 4545 Profesi Kependidikan 2 A 4 8
40 BIO. 4547 Strategi Belajar Mengajar Biologi 3 A 4 12
41 BIO. 5553 Desain Media Pembelajaran 2 B 3 6
42 BIO. 3740 Pemuliaan Tanaman 2 A 4 8
43 BIO. 3738 Bioteknologi 2 A 4 8
44 BIO. 2617 Fisiologi Hewan 3 A 4 12
45 BIO. 2625 Ekologi Hewan 3 A 4 12
46 BIO. 4650 Evolusi 2 A 4 8
47 BIO. 4651 Evaluasi Proses & Hasil Bljr. Biologi 3 A 4 12
48 BIO. 4652 Telaah Kurikulum SLTP 2 A 4 8
49 BIO. 3636 Mikrobiologi Terapan 2 A 4 8
50 BIO. 3637 Entomologi 2 A 4 8
51 BIO. 2627 Pengembangan Program Pengajaran Biologi 3 A 4 12
  Jumlah 128     484
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) :          = 3.78
                    
                    
Palu,         Juli 2013
Ketua Program Studi Pend. Biologi,
Dr. Sarjan N. Husain, M.P
NIP. 19610814 199103 1 003