Tugas
Kelompok
STRUKTUR HEWAN
“SEL DAN
JARINGAN DASAR”
Disusun
Oleh :
ZULKARNAIN NIKSON PESOBA
A 221 10 027 A 221 10 101
SITI SARAH SINTA DEWI
A 221
10 027 A 221 10 089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul : ”Sel dan Jaringan Dasar”. Tak lupa pula sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dengan terselesaikannya makalah ini,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah ”Struktur Hewan” yang sudah memberikan beban berupa
tugas makalah sebagaimana kewajiban kami sebagai mahasiswa dan merupakan salah
satu poin standar ketuntasan dalam mata kuliah yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa isi dari
makalah ini masih sangat banyak kesalahan
dan kekurangan dalam penulisannya, untuk itu penulis bersedia
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya, serta bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Palu, September 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Istilah “sel” dipakai oleh Robert
Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang
dilihatnyapada waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain dibawah mikroskop, yang pada
waktu itu baru ditemukan. Sekarang kita tahu bahwa bagian yang penting dari sel
bukanlah dinding selulosa yang dilihat oleh Hooke, melainkan isi dari sel itu.
Dalam tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma”
bagi zat hidup dari sel. Setelah pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi
sel meningkat, maka menjadi jelas bahwa isi yang hidup dari sel merupakan suatu
system yang kompleks dan bagian-bagian yang heterogen. Istilah”protoplasma”
purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang
terorganisasi didalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839,
seorang botaniwan Matthias Schleiden, dan Zoologiwan Theodor Schwann, keduanya
bangsa jerman, mewrumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori
sel : Tubuh semua hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar
dari kehidupan. Sel adalah unit structural dan fungsional dari semua organisme,
unit dasar yang mempunyai semua ciri khas benda hidup. Generalisasi
selanjutnya, yang mula-mula dikemukakan secara jelas oleh Virchow dalam tahun
1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat terjadi hanya karena pembelahan dari
sel-sel yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan, semua sel yang ada sekarang
dapat ditelusuri moyangnya sampai benda hidup yang paling dini, hal ini dikemukakan
oleh August Weismann sekitar tahun 1880.
Tubuh hewan tingkat tinggi
terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsi.
Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi
tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel
yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang
dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi system organ
: esophagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya
lambung , terdiri atas berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat,
saraf – dan tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar, atau air tawar mungkin jutaan sel.
Seekor hewan bersel-satu yang
ditempatkan dalam suatu lingkungan yang cocok, akan hidup, tumbuh dan kemudian
membelah diri. Bagi kebanyakan hewan bersel-satu, setetes air laut atau air tawar
merupakan lingkungan yang dibutuhkan. Untuk memelihara sel yang dibutuhkan.
Untuk memelihara sel yang diambil dari
hewan bersel banyak seperti manusia, ayam atau katak adalah lebih sukar. Hal
ini pertama kali dilakukan dalam tahun 1907 oleh Ross Harrison dari Yale, yang
berhasil menumbuhkan sel dari salamander didalam suatu medium yang mengandung
plasma darah. Sejak itu, bermacam-macam sel dari hewan atau tumbuhan berhasil
dibiakkan in vitro, dan dengan cara
ini banyak penting mengenai fisiologi dapat diketahui.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami sel dan
jaringan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sel hewan
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik
yang menyusun jaringan
hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel,
dan kloroplas,
dan biasanya mereka memiliki vakuola
yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel
yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia
adalah salah satu jenis sel hewan.
Sel hewan
tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis
yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya
terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun
atas zat kersik dan pelikel, dijumpai misalnya pada Euglena dan Radiolaria.
Secara umum sel hewan tidak memiliki
vakuola. Jika ada vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan
bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramaecium.
Terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan
vakuola non kontraktil (penyimpan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan
adalah nukleus.
Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol.
Kedua sentriol ini terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat
pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan
memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.
Gambar : Sel Hewan
Bagian –
Bagian Sel:
Ø Membran Plasma
Permukaan luar tiap sel dibatasi
oleh selaput halus dan elastic yang disebut membrane plasma. Membrane ini
sangat penting dalm pengaturan isi sel, karena semua bahan yang keluar masuk
sel harus melalui membrane ini.
Ø Nukleus
Nucleus adalah pusat yang penting untuk mengendalikan proses
selular dan diperlukan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel. Bentuk nucleus
biasanya bundar atau lonjong. Letaknya dapat tetap ditengah sel, dapat pada satu
sisi, atau bergerak berpindah pada waktu sel bergerak atau berubah bentuk.
Ø Kromosom
Didalam zat dasar yang semi cair
tersebut terdapat badan linear memanjang seperti benang disebut kromosom, yang
terdiri atas DNA dan protein yang mengandung unit-unit hereditas yang disebut
gen.
Ø Sitoplasma
Dua benda kecil gelap dan selindris
yang disebut serntriol terdapat dalam sitoplasma dekat nucleus sel-sel hewan.
Sitoplasma mengandung gelembung-gelembung lemak dan Kristal atau butir protein
atau glikogen yang disimpan untuk keperluan dikemudian hari. Disamping itu
sitoplasma mengandung organel sel yang metabolic aktif seperti mitokondria,
reticulum endoplasma, dan badan golgi.
2.1 Jaringan Hewan
Jaringan
dalam biologi adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan yang akan membentuk
organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi.
Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya
dengan penyakit adalah hispatologi. Jaringan pada hewan.
Ada
empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh
manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
Ø Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri
atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu
organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm
atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung,
sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi
organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel
penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu
lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel
berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis
ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk
kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk
silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis
banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel
yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan
pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini
dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium
transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica
urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified
epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis,
seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan
cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel
ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar,
seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis
berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara
difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru.
Ø Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi
untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan
ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler.
Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut
mensistesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya . Jaringan ikat ini dapat dibedakan
menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan
lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat
longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan
ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan
ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan
pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya.
Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Jaringan ikat
padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen.
Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan
tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini
digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan
energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan
lemak, matriks relatif sedikt.
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun
sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air,
garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di
dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem
kekebalan.
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk
material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang
tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang
keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan
ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks.
Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap
oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis
kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang
disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran
yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel
berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon
terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral
(kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi
pembuluh darah.
Ø Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari
lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau
berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril.
Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet
(rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.
Otot skelet berstruktur bergaris melintang,
berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary),
karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus
yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita
anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang
dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya
tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian
ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal
untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung.
Otot
polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat
dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih
lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot
jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat
pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus.
Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut
sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1
mikron.
Ø Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan
penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan
ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel
glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu
tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal
dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang
lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan
sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang
dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih).
Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia.
Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia
merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya
berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu
mempercepat transmisi sinyal.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat
ditarik dari pembasan adalah sebagai berikut:
1. Sel
merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
2. Jaringan
dalam biologi adalah sekumpulan sel
yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ.
3. Sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada
beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok
yang kuat dan keras.
4. Ada
empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh
manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
3.2
Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen
Pembimbing Struktur Hewan
serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni,Wiwi.2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.
Pratiwi,D.A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Eralangga. Jakarta
Radiopoetra.1998.
Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Dirjen Dikti. Malang
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Dirjen Dikti. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar