Rabu, 28 Agustus 2013

Makalah sel dan jaringan dasar

Tugas Kelompok

STRUKTUR HEWAN
SEL DAN JARINGAN DASAR
Disusun Oleh :
ZULKARNAIN          NIKSON PESOBA
                                              A 221 10 027                 A 221 10 101

SITI SARAH       SINTA DEWI
                                                      A 221 10 027         A 221 10 089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul : ”Sel dan Jaringan Dasar”. Tak lupa pula sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada  dosen pembimbing mata kuliah ”Struktur Hewan” yang sudah memberikan beban berupa tugas makalah sebagaimana kewajiban kami sebagai mahasiswa dan merupakan salah satu poin standar ketuntasan dalam mata kuliah yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih sangat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, serta bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                        Palu,   September 2011
                                                     Penulis

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
               Istilah “sel” dipakai oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnyapada waktu ia mengamati gabus dan bahan  tumbuhan lain dibawah mikroskop, yang pada waktu itu baru ditemukan. Sekarang kita tahu bahwa bagian yang penting dari sel bukanlah dinding selulosa yang dilihat oleh Hooke, melainkan isi dari sel itu. Dalam tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” bagi zat hidup dari sel. Setelah pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi sel meningkat, maka menjadi jelas bahwa isi yang hidup dari sel merupakan suatu system yang kompleks dan bagian-bagian yang heterogen. Istilah”protoplasma” purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat  dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi didalam sel.
               Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden, dan Zoologiwan Theodor Schwann, keduanya bangsa jerman, mewrumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel : Tubuh semua hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan. Sel adalah unit structural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas benda hidup. Generalisasi selanjutnya, yang mula-mula dikemukakan secara jelas oleh Virchow dalam tahun 1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat terjadi hanya karena pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan, semua sel yang ada sekarang dapat ditelusuri moyangnya sampai benda hidup yang paling dini, hal ini dikemukakan oleh August Weismann sekitar tahun 1880.
               Tubuh hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsi. Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi system organ : esophagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya lambung , terdiri atas berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat, saraf – dan tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar,  atau air tawar mungkin jutaan sel.
               Seekor hewan bersel-satu yang ditempatkan dalam suatu lingkungan yang cocok, akan hidup, tumbuh dan kemudian membelah diri. Bagi kebanyakan hewan bersel-satu, setetes air laut atau air tawar merupakan lingkungan yang dibutuhkan. Untuk memelihara sel yang dibutuhkan. Untuk memelihara sel yang diambil  dari hewan bersel banyak seperti manusia, ayam atau katak adalah lebih sukar. Hal ini pertama kali dilakukan dalam tahun 1907 oleh Ross Harrison dari Yale, yang berhasil menumbuhkan sel dari salamander didalam suatu medium yang mengandung plasma darah. Sejak itu, bermacam-macam sel dari hewan atau tumbuhan berhasil dibiakkan in vitro, dan dengan cara ini banyak penting mengenai fisiologi dapat diketahui.
1.2     Tujuan
              Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami sel dan jaringan hewan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Sel hewan
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan.
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun atas zat kersik dan pelikel, dijumpai misalnya pada Euglena dan Radiolaria.
Secara umum sel hewan tidak memiliki vakuola. Jika ada vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramaecium. Terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan vakuola non kontraktil (penyimpan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan adalah nukleus.
Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol ini terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Animal_cell_structure_en.svg/300px-Animal_cell_structure_en.svg.png





                        Gambar : Sel Hewan
Bagian – Bagian Sel:
Ø  Membran Plasma
          Permukaan luar tiap sel dibatasi oleh selaput halus dan elastic yang disebut membrane plasma. Membrane ini sangat penting dalm pengaturan isi sel, karena semua bahan yang keluar masuk sel harus melalui membrane ini.
Ø  Nukleus
          Nucleus adalah pusat  yang penting untuk mengendalikan proses selular dan diperlukan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel. Bentuk nucleus biasanya bundar atau lonjong. Letaknya dapat tetap ditengah sel, dapat pada satu sisi, atau bergerak berpindah pada waktu sel bergerak atau berubah bentuk.

Ø  Kromosom
          Didalam zat dasar yang semi cair tersebut terdapat badan linear memanjang seperti benang disebut kromosom, yang terdiri atas DNA dan protein yang mengandung unit-unit hereditas yang disebut gen.
Ø  Sitoplasma
          Dua benda kecil gelap dan selindris yang disebut serntriol terdapat dalam sitoplasma dekat nucleus sel-sel hewan. Sitoplasma mengandung gelembung-gelembung lemak dan Kristal atau butir protein atau glikogen yang disimpan untuk keperluan dikemudian hari. Disamping itu sitoplasma mengandung organel sel yang metabolic aktif seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan badan golgi.
jaringan2.1     Jaringan Hewan

          



              Jaringan dalam biologi  adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah hispatologi. Jaringan pada hewan.
              Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.
Ø  Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru.
Ø  Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya . Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan lemak, matriks relatif sedikt.
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan.
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah.
Ø  Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.
Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung.
Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1 mikron.
Ø  Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal.






BAB  III
PENUTUP


3.1         Kesimpulan
              Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembasan adalah sebagai berikut:
1.      Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
2.      Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ.
3.      Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras.
4.      Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.

3.2         Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing Struktur Hewan serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni,Wiwi.2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.
Pratiwi,D.A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Eralangga. Jakarta

Radiopoetra.1998. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Dirjen Dikti. Malang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar